Halo Ibu Sania!, Apa kabar dapurnya hari ini? Kalau bicara soal peralatan dapur, terutama yang berbahan kayu seperti talenan, spatula, dan sendok sayur, banyak dari kita yang suka karena tampilannya yang alami dan hangat, ya. Tapi, pernah terpikir nggak, Ibu Sania, bahwa alat masak kayu bisa jadi tempat berkembangnya bakteri jika tidak dirawat dengan benar?
Alat masak kayu memang punya pesona tersendiri dibanding stainless steel atau plastik. Bahannya alami, tidak menghantarkan panas, dan aman digunakan pada wajan non-stick. Namun, karena sifat kayu yang berpori, alat ini mudah menyerap air, bau, serta sisa makanan yang kemudian menjadi tempat ideal bagi mikroorganisme berkembang biak.
Nah, agar alat masak kayu tetap higienis dan tahan lama, yuk kita bahas bersama cara-cara membersihkan dan merawatnya secara benar, efektif, dan tentunya tetap eco-friendly.
Pentingnya menjaga kebersihan alat masak kayu di dapur
Kebersihan alat masak kayu tidak hanya soal estetika, tapi juga soal kesehatan keluarga.
Kuman seperti Salmonella dan E. coli dapat bertahan di permukaan kayu apabila alat tidak dibersihkan dengan benar. Terutama pada talenan kayu yang digunakan untuk memotong daging mentah atau bahan basah lainnya.
Dengan perawatan yang tepat, Ibu tidak hanya memperpanjang usia pakai alat, tetapi juga menjaga agar masakan yang disajikan tetap higienis.
Peralatan kayu yang bersih juga menjaga cita rasa makanan tetap murni tanpa aroma atau rasa asing dari sisa bahan sebelumnya. Dan tentu saja, alat yang terawat lebih enak dilihat dan menyenangkan digunakan setiap hari.
Cara mencuci alat masak kayu tanpa merusak serat alaminya
Membersihkan alat kayu butuh perhatian ekstra agar tidak merusak permukaan dan tidak menimbulkan retakan.
Segera setelah digunakan, alat kayu sebaiknya dicuci dengan air hangat dan sabun ringan. Gunakan spons lembut, bukan sikat kawat atau alat abrasif lain yang bisa mengikis permukaan kayu.
Jangan pernah merendam alat kayu terlalu lama dalam air. Serat kayu akan menyerap air, menyebabkan pembengkakan dan akhirnya retak saat mengering.
Setelah dicuci, segera lap kering dengan kain bersih dan angin-anginkan di tempat teduh. Hindari menjemur langsung di bawah sinar matahari karena panas berlebih bisa membuat kayu melengkung atau pecah.
Cara menghilangkan noda dan bau membandel pada alat kayu
Noda kunyit, bau bawang, dan sisa minyak seringkali tertinggal pada alat kayu meskipun sudah dicuci.
Untuk menghilangkannya, Ibu bisa menggunakan bahan alami yang aman dan efektif. Taburkan baking soda ke permukaan alat, lalu gosok dengan irisan lemon. Kombinasi keduanya mampu mengangkat noda dan membunuh bakteri secara alami.
Jika alat kayu mulai berbau tidak sedap, coba rendam sebentar (sekitar 2 menit saja) dengan larutan cuka putih dan air hangat. Setelah itu bilas bersih dan keringkan seperti biasa.
Alternatif lainnya, Ibu juga bisa mengoleskan sedikit minyak kelapa murni sebagai pembersih alami sekaligus pelembap serat kayu.
Waktu dan cara melakukan perawatan rutin alat masak kayu
Selain mencuci setelah pakai, alat masak kayu perlu maintenance rutin agar tetap awet dan bebas bakteri.
Setiap 1–2 minggu, lakukan perawatan dengan mengoleskan food-grade mineral oil atau minyak kelapa murni ke seluruh permukaan alat. Diamkan semalaman agar minyak meresap, lalu lap sisa minyak yang tidak terserap.
Perawatan ini membantu menjaga kelembapan kayu, mencegah retak, dan membentuk lapisan pelindung alami dari kelembapan berlebih.
Jika permukaan kayu mulai terasa kasar atau muncul serat-serat halus, haluskan dengan amplas halus sebelum mengoleskan minyak. Ini akan mengembalikan tekstur mulusnya dan menyingkirkan kotoran yang tertanam di pori-pori.
Kesalahan umum yang harus dihindari saat membersihkan alat kayu
Banyak kebiasaan yang tanpa disadari justru mempercepat kerusakan alat kayu.
Salah satu kesalahan paling umum adalah mencuci alat kayu di dishwasher. Suhu tinggi dan air bertekanan akan menghancurkan struktur serat kayu secara perlahan.
Selain itu, meninggalkan alat dalam kondisi basah atau lembap terlalu lama akan memicu pertumbuhan jamur dan bakteri. Pastikan setiap alat benar-benar kering sebelum disimpan.
Menyimpan alat kayu di tempat tertutup rapat tanpa ventilasi juga bukan pilihan yang bijak. Lebih baik simpan di rak terbuka atau digantung agar udara bisa bersirkulasi.
Dan satu lagi, jangan pernah menggunakan bleach atau bahan kimia keras. Meskipun terlihat bersih, bahan tersebut bisa terserap ke dalam kayu dan mencemari makanan saat digunakan kembali.
Manfaat alat masak kayu jika dirawat dengan benar
Dengan perawatan yang tepat, alat masak kayu bisa menjadi investasi jangka panjang di dapur.
Alat masak kayu yang bersih dan dirawat dengan baik akan lebih tahan lama, tidak mudah rusak, dan tetap nyaman digunakan.
Kayu juga tidak bersifat reaktif terhadap bahan makanan, sehingga aman untuk digunakan bahkan dalam suhu tinggi. Selain itu, tampilannya yang alami membuat suasana dapur jadi lebih hangat dan estetik.
Peralatan kayu juga cenderung tidak menggores permukaan wajan atau panci, terutama yang berlapis non-stick. Jadi selain higienis, alat ini juga membantu menjaga peralatan masak lainnya tetap awet.
Ibu Sania! Ternyata membersihkan dan merawat alat masak kayu itu tidak sesulit yang dibayangkan, bukan? Dengan langkah-langkah yang sederhana namun konsisten, Ibu bisa memastikan bahwa setiap spatula, sendok, atau talenan kayu di rumah tetap aman digunakan, bebas bakteri, dan tampil cantik lebih lama. Baca juga Bagaimana Warna Peralatan Masak Mempengaruhi Motivasi Memasak, membahas tuntas bagaimana warna peralatan masak bisa memengaruhi semangat Ibu Sania dalam berkreasi di dapur.
Mulai hari ini, yuk berikan perhatian ekstra pada alat-alat kayu di dapur kita. Karena dari peralatan yang terawat dan higienis, lahirlah masakan yang lezat dan penuh kasih untuk keluarga tercinta. Selamat mencoba, Ibu Sania, dan semoga dapurnya selalu hangat dan sehat!