Halo, Ibu Sania! Pernah merasa kewalahan karena si kecil terus-terusan merengek minta jajan? Tenang, Ibu tidak sendirian. Nafsu jajan anak memang sering menjadi tantangan tersendiri, apalagi di era sekarang di mana jajanan begitu mudah dijangkau dan menggoda selera. Tapi tenang, kita akan bahas cara mengelola kebiasaan ini tanpa harus memarahi atau membatasi secara keras. Yuk, kita bahas bersama!
Memahami Alasan di Balik Kebiasaan Jajan Anak
Mengelola nafsu jajan anak dimulai dari memahami dulu alasan mereka suka jajan.Anak-anak, terutama usia balita hingga sekolah dasar, cenderung tertarik pada sesuatu yang berwarna-warni, manis, dan cepat dikonsumsi. Di mata mereka, jajan bukan sekadar makanan, tapi juga bentuk hiburan, hadiah, dan pelarian dari rasa bosan.
Nafsu jajan juga bisa muncul karena pengaruh lingkungan. Ketika teman-temannya jajan, anak akan merasa tidak ingin ketinggalan. Atau bisa juga karena melihat iklan makanan yang menggoda di gadget. Nah, memahami akar masalah ini membuat Ibu bisa menanganinya dengan cara yang lebih bijak, bukan dengan marah.
Dampak Nafsu Jajan Berlebihan Jika Tidak Dikelola
Mengontrol kebiasaan jajan anak bukan hanya soal pengeluaran, tapi juga menyangkut kesehatan jangka panjang.Nafsu jajan yang tidak terkendali bisa berujung pada masalah seperti obesitas anak, gangguan pencernaan, hingga ketergantungan pada makanan ultra-processed yang tinggi gula, garam, dan lemak jenuh.
Selain itu, anak yang terlalu sering jajan biasanya jadi kurang menghargai makanan rumahan. Padahal, makanan buatan Ibu jauh lebih bergizi dan aman untuk dikonsumsi. Maka dari itu, pengelolaan jajan perlu dilakukan secara konsisten tapi tetap menyenangkan.
Cara Cerdas Mengurangi Keinginan Anak untuk Jajan
Mengelola nafsu jajan bukan berarti melarang total.Salah satu trik yang ampuh adalah dengan memberikan pilihan. Misalnya, Ibu bisa bilang, “Hari ini mau jajan es krim atau puding buatan Bunda?” Dengan begitu, anak merasa tetap punya kontrol, tapi Ibu sebenarnya yang mengarahkan pilihan mereka ke arah yang lebih sehat.
Ibu juga bisa menetapkan jadwal jajan, misalnya hanya hari Jumat atau Sabtu. Dengan adanya jadwal jajan, anak belajar menunggu, bersabar, dan mengatur keinginan. Cara ini melatih kontrol diri anak secara tidak langsung.
Mengganti Jajanan dengan Camilan Sehat Buatan Rumah
Alternatif jajan yang sehat adalah solusi terbaik.Dari pada anak jajan sembarangan, Ibu bisa membuat camilan sendiri di rumah. Gunakan bahan-bahan yang alami dan berkualitas seperti tepung terigu dari Sania, minyak goreng Sania yang rendah kolesterol, serta beras dari Sania untuk kudapan seperti rice ball isi sayur.
Camilan buatan sendiri tidak hanya lebih sehat, tapi juga bisa menjadi momen bonding antara Ibu dan anak. Ajak anak membantu di dapur. Dengan begitu, mereka merasa punya kontribusi dan lebih menghargai makanan yang mereka konsumsi.
Misalnya, buat nugget sayur sendiri, kue kering dari tepung terigu, atau gorengan sehat yang tidak terlalu berminyak. Anak-anak biasanya suka rasa yang renyah dan manis, jadi tinggal Ibu kreasikan sesuai selera mereka.
Melibatkan Anak dalam Proses Memasak dan Belanja
Anak akan lebih menghargai makanan jika mereka ikut terlibat dalam prosesnya.Libatkan anak saat Ibu berbelanja bahan makanan. Biarkan mereka memilih buah, sayur, atau bahkan warna kemasan yang mereka sukai. Proses ini melatih mereka mengenal makanan sehat sejak dini.
Saat memasak, berikan mereka tugas-tugas kecil, seperti mencuci sayur, mengaduk adonan, atau menata piring. Aktivitas ini menyenangkan sekaligus mendidik. Ketika anak tahu bagaimana makanan dibuat, mereka akan lebih tertarik menyantapnya daripada jajanan dari luar.
Memberikan Edukasi dengan Bahasa yang Ramah Anak
Komunikasi yang lembut bisa jadi alat yang sangat kuat.Ketika anak meminta jajan, alih-alih mengatakan "tidak boleh", Ibu bisa jelaskan dampaknya dengan bahasa yang mereka pahami. Misalnya, “Kalau terlalu banyak makan permen, nanti giginya bisa sakit dan harus ke dokter gigi, lho.”
Jelaskan juga bahwa tubuh butuh makanan sehat agar bisa bermain, belajar, dan tumbuh kuat. Anak-anak cenderung lebih mudah menerima ketika mereka merasa dihargai dan diberi penjelasan, bukan sekadar dilarang.
Sampaikan secara konsisten. Jangan lupa, anak belajar dari apa yang mereka lihat. Kalau Ibu juga suka ngemil sembarangan, maka jangan heran kalau mereka meniru. Jadilah contoh yang baik di rumah.
Gunakan beras Sania yang pulen, tepung terigu Sania yang lembut, dan minyak goreng Sania yang sehat untuk membuat camilan rumahan yang lezat dan disukai anak. Pilih Sania, untuk pilihan sehat keluarga bijak.