Halo, Ibu Sania! Pernah nggak sih, Ibu merasa sudah makan banyak tapi tubuh tetap lemas, gampang capek, dan kurang semangat menjalani aktivitas? Tentu hal ini membingungkan ya, karena secara logika, makanan seharusnya menjadi sumber energi utama bagi tubuh. Tapi faktanya, banyak orang termasuk kita mengalami kondisi “banyak makan tapi tetap kurang energi.” Nah, mari kita bahas bersama penyebabnya, serta bagaimana cara mengatasinya dengan bijak dan sehat.
Asupan Kalori Tinggi Bukan Jaminan Energi Berkualitas
Kalori tinggi tidak selalu berarti energi tinggi. Banyak makanan modern mengandung kalori yang besar namun miskin nutrisi. Misalnya, gorengan yang digoreng berulang kali, minuman manis dalam kemasan, atau camilan bertepung yang hanya mengandung gula dan lemak jenuh. Kalori dari jenis makanan ini memang cepat masuk ke tubuh, tapi cepat pula habis tanpa meninggalkan tenaga yang stabil.
Kualitas energi ditentukan oleh seimbangnya karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, serta vitamin dan mineral. Jika Ibu hanya mengandalkan makanan tinggi gula dan tepung putih, tubuh akan cepat merasa lelah karena kadar gula darah yang naik-turun drastis.
Tubuh butuh fuel yang stabil dan tahan lama, bukan yang sekadar “booster” sesaat. Maka dari itu, penting sekali memilih sumber kalori yang padat gizi, bukan sekadar banyak jumlahnya.
Kurangnya Mikronutrien Penting Bisa Menyebabkan Tubuh Lemas
Energi tidak hanya berasal dari makronutrien seperti karbohidrat, protein, dan lemak, tapi juga dari mikronutrien.Vitamin B kompleks, zat besi, magnesium, dan vitamin C adalah contoh mikronutrien penting yang berperan dalam proses pembentukan energi di sel tubuh.
Kekurangan zat besi, misalnya, bisa menyebabkan anemia yang membuat tubuh mudah lelah meski makan dalam porsi besar. Demikian pula dengan kekurangan magnesium, yang bisa mengganggu produksi energi di dalam sel otot.
Makanan yang padat kalori namun minim mikronutrien tidak mampu memenuhi kebutuhan ini. Oleh karena itu, konsumsi sayuran segar, buah, dan biji-bijian utuh sangat disarankan untuk melengkapi kebutuhan energi dari sisi mikronutrien.
Pola Makan Tidak Seimbang Menurunkan Efektivitas Penyerapan Gizi
Pola makan sehari-hari sangat memengaruhi seberapa efektif tubuh menyerap dan memanfaatkan makanan yang dikonsumsi.Makan besar sekaligus tanpa memperhatikan keseimbangan antara karbohidrat, protein, dan lemak bisa membuat sistem pencernaan bekerja berat, namun tidak optimal menghasilkan energi.
Karbohidrat kompleks dari beras yang pulen seperti beras Sania bisa menjadi pilihan yang tepat. Beras jenis ini melepaskan energi secara perlahan dan stabil. Kombinasikan dengan protein seperti telur atau tempe, dan lemak sehat dari minyak goreng Sania yang stabil panasnya, maka energi akan terjaga lebih lama.
Hindari kebiasaan melewatkan sarapan, karena sarapan adalah pemicu metabolisme di pagi hari. Tubuh yang tidak diberi asupan di pagi hari akan “hemat energi” dan membuat kita terasa lemas hingga siang.
Kurangnya Asupan Serat Bisa Mengganggu Keseimbangan Energi
Serat memiliki peran penting dalam mengatur penyerapan glukosa dari makanan.
Makanan berserat tinggi membuat gula darah naik secara perlahan, memberikan energi yang lebih stabil dibandingkan makanan manis yang menyebabkan lonjakan dan penurunan energi secara drastis.
Sayuran, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh merupakan sumber serat yang sangat dibutuhkan tubuh. Selain menjaga energi, serat juga membantu menjaga kesehatan pencernaan yang menjadi pusat dari proses penyerapan nutrisi.
Ibu bisa menambahkan serat dari makanan seperti whole grain, sup sayur segar, atau bahkan camilan berbasis tepung terigu Sania yang dicampur dengan sayur parut seperti wortel atau bayam.
Kurang Minum Air Putih Menghambat Metabolisme Energi
Dehidrasi ringan pun bisa membuat tubuh cepat lelah.Air merupakan komponen penting dalam metabolisme energi, termasuk dalam proses pembentukan ATP (adenosin trifosfat) yang merupakan molekul energi dalam tubuh. Saat tubuh kekurangan cairan, proses pembentukan energi melambat, sehingga meskipun kita makan banyak, tubuh tetap terasa lemah.
Minumlah air putih secara berkala, terutama setelah makan. Hindari mengganti air putih dengan minuman manis atau berkafein, karena justru bisa menyebabkan dehidrasi ringan.
Tubuh yang terhidrasi dengan baik akan menyerap nutrisi secara lebih efisien dan mendistribusikannya ke seluruh sel, menjadikan energi lebih mudah diakses.
Kualitas Tidur dan Aktivitas Fisik Juga Menentukan Energi
Energi yang rendah tidak selalu berasal dari makanan, tapi juga dari pola hidup secara keseluruhan.Tidur yang kurang, stres berlebihan, dan minim aktivitas fisik bisa membuat tubuh terasa lelah sepanjang hari. Meski makan banyak, energi tidak akan tersimpan baik tanpa pola hidup yang seimbang.
Olahraga ringan seperti jalan pagi, senam, atau yoga bisa membantu sirkulasi darah yang baik dan meningkatkan produksi hormon energi alami seperti endorfin dan serotonin. Tidur malam yang cukup, sekitar 7-9 jam, membantu tubuh memperbaiki sel dan menyimpan kembali cadangan energi.
Kombinasikan pola makan yang sehat dengan gaya hidup aktif dan tidur yang teratur untuk mendapatkan energi yang optimal sepanjang hari.
Lengkapi kebutuhan energi keluarga dengan Beras Sania, tepung terigu Sania yang kaya serat, dan minyak goreng Sania yang sehat dan stabil panasnya. Sania, pilihan cerdas untuk tubuh yang penuh energi dan siap beraktivitas.