Halo, Ibu Sania! Pernahkah Ibu merasa sudah menyediakan makanan sehat di rumah, tapi hasilnya belum optimal untuk kesehatan keluarga? Ternyata, ada beberapa kebiasaan memasak yang sering dilakukan di dapur yang justru bisa merusak atau menghilangkan nilai gizi dari bahan makanan, lho. Yuk, kita bahas bersama agar masakan Ibu tidak hanya enak tapi juga tetap bergizi tinggi.
Memasak Terlalu Lama Mengurangi Vitamin Penting
Memasak terlalu lama adalah salah satu kebiasaan umum yang sering dilakukan tanpa disadari dampaknya. Sayuran seperti bayam, wortel, dan brokoli memang terasa lebih empuk jika dimasak lebih lama, tapi proses ini bisa menghancurkan vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B dan C.
Vitamin tersebut sangat sensitif terhadap panas tinggi, terutama jika direbus dalam waktu lama. Nutrisi larut air ini justru akan tertinggal di air rebusan yang biasanya dibuang. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk memasak dengan waktu singkat menggunakan metode seperti blanching, steam, atau sauté.
Ibu Sania bisa mencoba menumis cepat dengan sedikit minyak Sania yang kaya vitamin E untuk mempertahankan kandungan nutrisi alami dari sayuran.
Menggoreng dengan Minyak yang Sama Berulang Kali
Menggoreng memang membuat makanan jadi lebih gurih, namun Ibu Sania perlu tahu bahwa menggunakan minyak goreng berulang kali bisa memicu kerusakan lemak baik dalam minyak dan menghasilkan senyawa berbahaya.
Minyak yang dipakai berkali-kali akan mengalami proses oksidasi yang menghilangkan antioksidan alami dan bisa membentuk trans fat yang berbahaya bagi tubuh. Selain itu, suhu tinggi saat menggoreng juga bisa merusak vitamin dalam makanan, seperti vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak.
Agar lebih sehat, gunakan minyak goreng Sania yang berkualitas dan ganti minyak secara berkala. Gunakan suhu sedang dan hindari menggoreng terlalu lama agar makanan tetap lezat dan bergizi.
Mencuci Sayur dan Buah Terlalu Lama atau dengan Cara yang Salah
Kebiasaan mencuci bahan makanan memang baik untuk menjaga kebersihan, tapi kalau dilakukan terlalu lama atau dengan merendam sayuran dalam air, justru bisa menghilangkan vitamin larut air seperti vitamin C dan folat.
Sayur yang terlalu lama direndam akan melepaskan nutrisi penting ke dalam air, apalagi jika airnya tidak langsung digunakan untuk memasak. Selain itu, mencuci buah dan sayur dengan sabun atau bahan kimia yang tidak aman bisa meninggalkan residu yang berbahaya.
Tips untuk Ibu Sania: cucilah bahan makanan di bawah air mengalir selama beberapa detik dan segera tiriskan. Jangan merendam terlalu lama, terutama untuk sayuran hijau dan buah yang kulitnya tipis.
Menggunakan Suhu Tinggi pada Tepung dan Karbohidrat
Memasak dengan suhu sangat tinggi bisa menyebabkan reaksi kimia yang dikenal dengan Maillard Reaction yang menciptakan rasa gurih dan warna kecokelatan pada makanan berbasis tepung dan karbohidrat. Tapi, jika berlebihan, ini bisa menghasilkan senyawa berbahaya seperti akrilamida yang tidak baik untuk tubuh.
Proses seperti membakar roti, menggoreng kentang hingga cokelat gelap, atau memanggang kue terlalu lama bisa mengurangi kualitas gizi, terutama pada makanan berbahan dasar tepung seperti roti, mie, atau kue.
Gunakan tepung Sania yang sudah teruji kualitasnya untuk hasil panggangan yang lebih baik, dan selalu kontrol suhu oven serta waktu memanggang agar makanan tetap sehat dan aman dikonsumsi.
Tidak Menyimpan Bahan Makanan dengan Benar
Penyimpanan yang salah juga bisa membuat nutrisi dalam makanan berkurang sebelum dimasak. Misalnya, menyimpan sayur di suhu ruang terlalu lama atau membekukan ulang daging yang sudah dicairkan bisa mengurangi kandungan vitamin, protein, dan kesegaran bahan.
Sayuran seperti tomat, paprika, atau bayam sebaiknya disimpan dalam wadah kedap udara di dalam kulkas, bukan dibiarkan terbuka. Sementara itu, beras yang disimpan terlalu lama tanpa wadah tertutup bisa menyerap kelembapan dan menjadi tempat berkembangnya jamur atau bakteri.
Gunakan beras Sania yang disimpan dalam wadah tertutup, bersih, dan kering agar kesegaran dan kualitas nutrisinya tetap terjaga setiap hari.
Menambahkan Garam atau Bumbu Terlalu Awal
Menambahkan garam atau bumbu terlalu awal dalam proses memasak bisa menyebabkan beberapa reaksi kimia yang mengurangi penyerapan nutrisi dalam makanan. Misalnya, menambahkan garam saat merebus kacang-kacangan bisa membuat teksturnya lebih keras dan sulit dicerna.
Selain itu, beberapa bumbu tertentu jika dimasak terlalu lama juga bisa kehilangan kandungan antioksidannya. Sebaiknya, tambahkan garam dan bumbu di akhir proses memasak atau saat makanan hampir matang, agar rasa tetap kuat dan kandungan gizinya tidak berkurang.
Untuk masakan sehari-hari, gunakan bumbu alami dan kurangi bumbu instan berlebihan agar tubuh tidak kelebihan natrium dan tetap mendapatkan manfaat dari bahan segar yang Ibu gunakan.
Gunakan selalu produk Sania, minyak goreng sania yang berkualitas, tepung terbaik, dan beras pilihan untuk menjaga nutrisi alami dalam setiap masakan Ibu. Sehatnya dapur dimulai dari bahan yang tepat.