Halo, Ibu Sania! Siapa sih yang bisa menolak kelezatan gorengan? Entah itu tempe mendoan, bakwan, tahu isi, atau pisang goreng, semuanya selalu jadi favorit di rumah. Tapi, kadang-kadang kita suka kesal sendiri ya, Bu. Gorengan yang sudah susah payah dibuat justru menyerap banyak minyak. Alhasil, selain kurang menarik tampilannya, rasanya pun jadi enek dan kurang nikmat. Nah, kali ini kita akan bahas tuntas trik bikin gorengan anti serap minyak yang renyah di luar, empuk di dalam, dan pastinya lebih sehat untuk keluarga tercinta.
Pemilihan Bahan Tepung yang Tepat
Tepung menjadi komponen utama dalam membuat adonan gorengan, dan pemilihannya sangat berpengaruh terhadap daya serap minyak. Tepung terigu protein sedang cocok digunakan karena menghasilkan tekstur yang pas—tidak terlalu keras, juga tidak terlalu lembek. Ibu Sania bisa mengombinasikannya dengan tepung beras agar hasilnya lebih garing dan tidak mudah lembek setelah digoreng.
Tepung sagu atau maizena juga bisa menjadi pilihan campuran yang bagus. Kandungan pati yang tinggi membantu membentuk lapisan luar yang lebih cepat mengering saat terkena minyak panas, sehingga mengurangi penyerapan minyak ke dalam makanan.
Sebaiknya hindari penggunaan tepung instan siap pakai yang sudah dicampur bumbu, karena kadar garam atau perisanya bisa mempercepat proses lembek dan lebih mudah menyerap minyak jika digoreng terlalu lama.
Konsistensi Adonan Harus Pas
Adonan gorengan yang terlalu encer cenderung menyerap minyak lebih banyak karena lapisannya menjadi terlalu tipis dan tidak mampu melindungi isi dari minyak panas. Sebaliknya, adonan yang terlalu kental bisa membuat gorengan keras dan kurang matang merata.
Kunci utama adalah mendapatkan konsistensi yang tepat, yaitu adonan yang tidak terlalu cair tapi juga mudah menyelimuti bahan isi. Ibu Sania bisa mencoba mengangkat adonan dengan sendok dan membiarkannya menetes. Bila tetesannya lambat dan tidak langsung jatuh, artinya teksturnya sudah pas.
Tambahan baking powder secukupnya juga bisa membantu membuat tekstur lebih ringan dan renyah tanpa menyerap banyak minyak. Tapi jangan terlalu banyak ya, Bu, karena bisa membuat adonan pahit.
Teknik Menggoreng yang Efisien
Menggoreng adalah seni tersendiri, dan teknik yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil akhir. Gunakan minyak yang benar-benar panas sebelum memasukkan adonan ke dalamnya. Suhu ideal minyak berada di kisaran 170–180 derajat Celsius. Kalau tidak punya termometer, Ibu Sania bisa uji coba dengan menjatuhkan sedikit adonan ke dalam minyak. Bila langsung mengapung dengan gelembung merata, berarti minyak sudah cukup panas.
Jangan menggoreng terlalu banyak gorengan sekaligus dalam satu wajan. Ini bisa menurunkan suhu minyak secara drastis dan membuat gorengan menyerap lebih banyak minyak. Goreng secukupnya, beri ruang antar adonan agar matang merata.
Balik gorengan hanya sekali atau dua kali saja untuk menghindari penyerapan minyak berlebih. Semakin sering dibolak-balik, semakin banyak minyak yang terserap ke dalam makanan.
Gunakan Minyak Goreng Berkualitas
Minyak goreng yang digunakan juga harus diperhatikan. Gunakan minyak yang bersih dan baru, atau setidaknya minyak yang belum berubah warna dan tidak berbau tengik. Minyak yang sudah digunakan berkali-kali cenderung memiliki kandungan asam lemak bebas yang tinggi, yang membuat makanan lebih berminyak dan kurang sehat.
Jika memungkinkan, pilih minyak goreng dengan titik asap tinggi seperti minyak kelapa murni, minyak canola, atau minyak jagung. Minyak jenis ini lebih stabil saat dipanaskan dan tidak mudah meresap ke dalam makanan.
Setelah menggoreng, sebaiknya saring minyak dengan kain bersih atau saringan khusus untuk menghilangkan sisa remah yang bisa membuat minyak cepat rusak saat digunakan kembali.
Teknik Meniriskan Minyak dengan Benar
Setelah gorengan matang, proses penirisan juga sangat penting. Letakkan gorengan di atas saringan kawat atau rak khusus yang ditaruh di atas loyang, bukan langsung di atas tisu dapur. Meniriskan di atas tisu dapur memang menyerap minyak, tapi justru bisa membuat uap panas terperangkap dan menghasilkan kelembapan yang membuat gorengan jadi lembek.
Menggunakan saringan logam memungkinkan udara mengalir dari bawah, sehingga gorengan tetap renyah dan minyak bisa menetes sempurna. Diamkan minimal 3–5 menit sebelum disajikan agar minyak benar-benar turun dan tidak merusak tekstur.
Kalau ingin lebih optimal, Ibu Sania bisa kipasi perlahan gorengan saat ditiriskan agar uap panas cepat menghilang.
Tips Tambahan untuk Hasil Gorengan Lebih Kering
Menaburkan sedikit garam atau bumbu kering pada gorengan saat masih panas bisa membantu menarik sisa minyak ke permukaan dan memberi rasa lebih gurih. Tapi pastikan bumbunya kering dan tidak basah ya, Bu.
Jika membuat gorengan isi seperti tahu isi atau risoles, pastikan bahan isian tidak terlalu basah. Air dari isian bisa membuat gorengan meledak saat digoreng dan otomatis menyerap minyak lebih banyak.
Untuk gorengan berbahan sayur, seperti bakwan, pastikan sayurannya dikeringkan terlebih dahulu sebelum dicampur ke adonan. Air dari kol atau wortel yang belum ditiriskan akan mencair saat digoreng dan membuat minyak meresap ke dalam adonan.
Gorengan Renyah, Keluarga pun Senang
Nah, Ibu Sania, kini tidak perlu lagi khawatir soal gorengan yang terlalu berminyak. Dengan pemilihan bahan yang tepat, adonan yang pas, teknik menggoreng yang benar, serta cara meniriskan yang efisien, gorengan buatan Ibu pasti akan jadi favorit di rumah.
Gorengan yang renyah, kering, dan tidak menyerap minyak berlebih bukan hanya lebih enak disantap, tapi juga lebih sehat untuk keluarga. Cita rasa tetap terjaga, tekstur sempurna, dan tampilannya pun menggoda. Baca juga 5 Resep Gorengan Renyah dan Tidak Berminyak untuk Camilan Berbuka.
Selamat mencoba berbagai tips di atas, ya, Bu! Semoga dapur Ibu selalu harum dengan aroma gorengan yang menggugah selera, dan keluarga semakin lahap menikmati hasil tangan Ibu yang luar biasa.