Halo, Ibu Sania! Pernahkah Ibu Sania bertanya-tanya, “Sebenarnya beras itu harus dicuci berapa kali, sih?” Pertanyaan ini sering muncul di dapur karena terlihat sepele, tapi ternyata cukup penting. Cara mencuci beras yang tepat bukan hanya memengaruhi rasa dan tekstur nasi, tapi juga berdampak pada kebersihan dan kandungan gizinya. Yuk, kita bahas bersama jawabannya secara lengkap, santai, dan penuh wawasan!


Fungsi Mencuci Beras Sebelum Dimasak

Mencuci beras bukan sekadar rutinitas sebelum memasak nasi. Mencuci beras berfungsi untuk menghilangkan debu, kotoran, sisa kulit ari, hingga partikel halus seperti residu pesticide atau bekas penggilingan. Kadang, ada juga sisa kecil kerikil atau benda asing lain yang terbawa dari proses panen hingga distribusi. Maka dari itu, mencuci beras adalah langkah awal untuk menjaga kualitas makanan yang kita sajikan.

Mencuci beras juga membantu mengurangi kadar amylose berlebih—komponen dari pati yang membuat nasi terlalu lengket. Jika Ibu suka nasi yang pulen tapi tidak terlalu lekat, mencuci beras akan membantu mengatur keseimbangan tekstur itu.


Berapa Kali Idealnya Mencuci Beras?

Banyak ahli dan praktisi kuliner menyarankan mencuci beras antara dua hingga tiga kali. Dua kali mencuci sudah cukup untuk menghilangkan lapisan luar debu dan sisa tepung dari proses penggilingan. Jika air cucian sudah terlihat lebih jernih setelah dua kali, maka beras bisa langsung dimasak.

Namun, jika air masih terlihat keruh setelah dua kali, mencuci hingga tiga kali akan lebih baik. Tapi perlu diingat, terlalu sering mencuci beras juga dapat menghilangkan sebagian nutrisi yang larut dalam air, seperti vitamin B dan mineral dari lapisan luar beras, terutama jika Ibu menggunakan beras yang tidak diperkaya (fortifikasi).

Jadi, jawabannya adalah: cuci beras 2–3 kali, atau hingga air tampak lebih bening, tapi jangan sampai terlalu bersih hingga tidak ada sedikit pun sisa air keruh.


Perbedaan Mencuci Beras Putih dan Beras Merah

Beras putih dan beras merah memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga cara mencucinya pun sedikit berbeda. Beras putih biasanya sudah melalui proses pemolesan yang cukup intensif, sehingga banyak partikel tepung halus menempel. Maka dari itu, mencucinya dua hingga tiga kali sangat dianjurkan.

Sementara itu, beras merah cenderung memiliki lapisan luar yang lebih utuh dan berserat tinggi. Karena struktur kulitnya lebih keras dan tidak terlalu halus, mencucinya satu hingga dua kali saja sudah cukup, asalkan tidak ada kotoran yang menempel. Justru, terlalu sering mencuci beras merah bisa membuat nutrisinya terbuang percuma.

Jika Ibu menggunakan beras organik, satu kali bilasan pun kadang sudah memadai, karena proses produksinya minim bahan kimia. Tetapi pastikan tetap mencuci untuk menghilangkan debu atau serpihan kecil dari karung penyimpanan.


Teknik Mencuci Beras yang Tepat di Rumah

Teknik mencuci beras tidak boleh asal-asalan. Gunakan tangan bersih untuk mengaduk dan menggosok perlahan beras di dalam air. Hindari mengaduk terlalu kuat, karena bisa memecah butiran beras dan menghasilkan terlalu banyak pati larut. Gerakan memutar lembut sudah cukup untuk mengangkat kotoran.

Gunakan air bersih mengalir, dan jangan terlalu lama merendam beras saat mencuci, karena itu justru bisa menghilangkan nutrisi yang larut dalam air. Setelah bilasan terakhir, tiriskan air sepenuhnya sebelum mulai memasak. Jika Ibu menggunakan rice cooker, pastikan takaran air memasak disesuaikan setelah proses pencucian agar nasi tidak terlalu lembek.

Untuk hasil yang lebih bersih, gunakan saringan beras atau mangkuk berlubang yang memudahkan air mengalir keluar tanpa membuang butiran beras.


Efek Mencuci Beras terhadap Kualitas Nasi

Mencuci beras memiliki efek langsung terhadap rasa dan tekstur nasi. Beras yang dicuci dengan baik akan menghasilkan nasi yang lebih harum, tidak berbau apek, dan tidak mudah basi. Kadar air yang seimbang setelah mencuci juga membuat nasi matang dengan sempurna—tidak keras di tengah, dan tidak terlalu lembek di sisi pinggir.

Jika beras tidak dicuci atau hanya dibilas sekali, nasi yang dihasilkan cenderung lengket dan agak keruh. Ini karena masih banyak kandungan tepung halus yang menempel, yang kemudian ikut larut ke dalam air masakan. Untuk jenis masakan seperti sushi atau ketan, tekstur lengket ini mungkin diinginkan, tapi untuk nasi harian, kebanyakan orang lebih menyukai tekstur pulen yang pas.


Tips Menyimpan Beras Setelah Dicuci

Kadang, Ibu Sania ingin mencuci beras terlebih dahulu lalu menyimpannya untuk dimasak nanti. Hal ini boleh-boleh saja, tapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Setelah mencuci beras, tiriskan dengan baik dan simpan dalam wadah tertutup rapat di dalam kulkas jika tidak langsung dimasak.

Jangan biarkan beras basah disimpan di suhu ruang terlalu lama karena bisa memicu pertumbuhan bakteri atau jamur. Idealnya, beras yang sudah dicuci segera dimasak dalam waktu 1–2 jam. Jika ingin menyimpannya lebih lama, masukkan ke dalam freezer agar kesegarannya tetap terjaga.

Jika Ibu sudah merendam beras semalaman (misalnya untuk beras ketan), pastikan untuk mengganti air rendaman dan mencuci sekali lagi sebelum dimasak agar aroma dan rasa tetap segar.


Mencuci Beras adalah Kunci Nasi yang Sempurna

Nah, Ibu Sania, sekarang sudah tahu kan berapa kali sebaiknya mencuci beras? Dua hingga tiga kali adalah jumlah ideal untuk menjaga kebersihan tanpa mengurangi nutrisi terlalu banyak. Selain itu, cara mencuci yang benar juga akan memberikan perbedaan besar pada hasil akhir nasi yang Ibu sajikan.

Mencuci beras dengan penuh perhatian menunjukkan kepedulian terhadap kesehatan keluarga. Setiap langkah kecil di dapur, seperti mencuci beras dengan baik, ternyata membawa dampak besar pada rasa dan kualitas makanan. Baca juga Tips Memasak Nasi yang Pulen dan Tidak Mudah Basi.

Semoga setelah membaca ini, kegiatan memasak Ibu semakin menyenangkan dan hasilnya selalu memuaskan. Selamat mencoba, dan semoga nasi di rumah Ibu selalu pulen, harum, dan menggugah selera!